RI-1.Com, Kehidupan desa di Karangasem, Bali, selalu lekat dengan nilai-nilai kebersamaan dan semangat gotong royong yang diwariskan secara turun-temurun. Di Pura Pejenengan Gunung Sari desa Angan telu karangasem.
Hari raya Bude Cemeng Klau adalah perayaan hari suci umat Hindu di Bali yang jatuh setiap 210 hari, untuk Memohon anugrah kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh umat Hindu.
Kegiatan seperti ini merupakan bentuk rasa syukur permohonan serta menjaga harmoni antara Alam dan Sang Pencipta dengan konsep Tri Hita Karana. (20/08)
Seperti yang tampak pada suasana di halaman rumah adat ini, dimana warga berkumpul untuk mempersiapkan berbagai bahan makanan guna keperluan upacara adat yang akan segera dilaksanakan. sejak pagi hari, para lelaki dengan balutan kain kamen dan udeng khas Bali telah saling berdatangan membawa perlengkapan dan bahan yang dibutuhkan.
Mereka duduk berkelompok di atas rumput, mengelilingi nampan-nampan besar yang dipenuhi daging, kelapa, serta bumbu-bumbu masakan tradisional. Ada yang sibuk mengiris, memotong, maupun mencampur bumbu dengan penuh keceriaan dan tanpa rasa canggung, menandakan eratnya tali persaudaraan di antara mereka.
Aktivitas seperti ini merupakan bagian dari tradisi ngayah, yaitu semangat kerja sukarela yang dilakukan bersama-sama tanpa pamrih. Tidak hanya bagi kepentingan pribadi, tetapi demi kelancaran adat dan keharmonisan desa. Dalam setiap persiapan upacara agama Hindu Bali, ngayah menjadi fondasi utama kehidupan sosial: setiap warga, tanpa membedakan usia atau status, turun tangan saling membantu menyiapkan kebutuhan upacara, mulai dari memasak hingga membersihkan lingkungan.
Di sudut halaman, tampak warga lain yang duduk-duduk santai sembari mengamati dan sesekali berbincang ringan, menciptakan suasana yang hangat dan penuh tawa. Di sela aktivitas, ada juga yang menikmati udara sejuk perbukitan dan rindangnya pepohonan kelapa di sekitar, yang semakin menambah keasrian dan kenyamanan suasana desa.
Tradisi seperti ini tidak hanya memperkuat ikatan sosial antar warga, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkenalkan nilai-nilai luhur kepada generasi muda. Momen kebersamaan inilah yang menjaga tradisi dan budaya Bali tetap hidup dan relevan di tengah pesatnya perkembangan zaman.
Melalui gotong royong dan kerja sama seperti ini, masyarakat Karangasem membuktikan bahwa kearifan lokal dan solidaritas masih sangat dijunjung tinggi, menjadi fondasi kuat dalam membangun kehidupan yang harmonis, rukun, serta penuh makna.
Demikian laporan seorang wartawan rantaiindonesia.com dari Karangasem – Bali.
(WT)
Penulis : Cyntha
Editor : Ryan Pratama
Sumber Berita : Karangasem - Bali